Kamis, 05 Maret 2015

hai guys, it's been so long i haven't written this page. Jadi, kali ini saya akan mencoba ngepublish ilmu-ilmu yang telah saya pelajari di Fakultas kedokteran. semoga bermanfaat yaa..  kali ini saya akan membahas mengenai penyakit hepatitis khusunya hepatitis B karena prevalensi hepatitis yang terbanyak saah satunya adalah hepatitis B, semoga bermafaat guys :)

HEPATITIS
Definisi
Peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis

Epidemiologi
Prevalensi terjadi sekitar 1,2% dan jumlah ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2007.  Lima provinsi dengan kasus hepatitis tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (4,3%), Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%), dan Maluku (2,3%)
Jenis hepatitis paling banyak menginfeksi penduduk di Indonesia adalah hepatitis B (21,8%), hepatitis A (19,3%) (1)

Klasifikasi
        Berdasarkan jangka waktu
  • Hepatitis akut prosesnya berlangsung kurang dari 6 bulan
  • Hepatitis kronis prosesnya berlangsung lebih dari 6 bulan
        Berdasarkan agen penyebab
  • Hepatitis A (HAV)
  • Hepatitis B (HBV)
  • Hepatitis C (HCV)
  • Hepatitis D (HDV)
  • Hepatitis E (HEV)
  • Hepatitis F (HFV)
  • Hepatitis G (HGV) (2)
Etiologi
 Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Transmisi secara enterik (Virus Hepatitis A dan virus hepatitis E)
   Virus tanpa selubung, tahan terhadap cairan empedu, ditemukan di tinja, tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronis, tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier interstitial
      Virus hepatitis A
  • digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus
  • diameter 27-28 nm dengan bentuk kubus simtetrik
  • single stranded, molekul RNA linier
  • pada manusia terdiri atas satu serotipe, tiga atau lebih genotip
  • mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal
  • mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer
  • replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti nyata adanya replikasi di usus
  • menyebar pada primata non manusia dan galur sel manusia
  • HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu sebelum dan 1 minggu sesudah awitan penyakit
  • transmisi enterik predominan antara anggota keluarga. Kejadian luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan bersama, makanan yang terkontaminasi
     Virus hepatitis E
  • kemungkinan diklasifikasikan pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang menyerupai hepatitis E
  • diameter 27-34 nm
  • molekul RNA linier, genome RNA dengan tiga overlap mengkode protein struktural dan non struktural yang terlibat pada replikasi HEV
  • pada manusia hanya terdiri atas satu serotipe, empat atau lima genotip utama
  • lokasi netralisasi imunodominan pada protein struktural dikodekan oleh ORF kedua
  • dapat menyebar pada sel embrio diploid paru
  • replikasi hanya terjadi di hepatosit
  • HEV terdapat di serum dan tinja selama fase akut
  • hepatitis sporadik sering pada dewasa muda di negara sedang berkembang
  • zoonis babi dan binatang lain
 - Transmisi melalui darah (virus hepatitis B dan virus hepatitis D)
     Virus hepatitis B (HBV)
  • virus DNA hepatotoropik,hepadnaviridae
  • terdiri dari 6 genotipe (A-H)
  • 42 nm partikel sferis dengan inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27nm, selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7nm
  • inti HBV mengandung ds DNA partikel dan protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase, antigen hepatitis B core (Hbcag) yang merupakan protein struktural, dan antigen hepatitis B e(HbeAg protein non struktural
  • selubung lipoprotein HBV mengandung antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dengan tiga selubung protein, lipid minor dan komponen karbohidrat, HbsAg dalam bentuk partikelnon infeksius dengan bentuk sferis 22 nm atau tubular
  • satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman protein HbsAg
  • hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya
  • HBV ditemukan  di darah,semen, sekret servikovaginal, saliva, cairan tubuh
     Virus hepatitis D (HDV)
  • virus RNA tidak lengkap,memerlukan bantuan dari HBV untuk ekspresinya
  • hanya dikenal dengan satu serotipe dengan tiga genotipe
  • partikel sferis 35-27 nm diselubungi lapisan lipoprotein HBV 
  • mengandung antigen nuclear phosphoprotein (HDV antigen)
  • RNA HDV mempunyai rantai tunggal
  • mengandung kurang dari 1680 nukleotida, merupakan genom terkecil di antara virus binatang
  • replikasi hanya pada hepatosit
     Virus hepatitis D (HDV)
  • selubung glikoprotein, virus RNA rantai tunggal 
  • partikel sferis, inti nukleokapsid 33nm
  • klasifikasi famili Flaviridae genus hepacivirus
  • genome HCV terdiri atas 9400 nukleotida mengkode protein besar sekitar 3000 asam amino
  • hanya ada satu serotipe yang dapat diidentifikasi terdapat banyak genotipe dengan distribusi yang bervariasi di seluruh dunia (3) 
Gambaran klinis hepatitis 
Gambaran klinis dari hepatitis sangat bervariasi mulai dari gejala asimptomatik sampai gejala berat yang dapat menimbulkan kematian.

        Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 fase
  •  Fase inkubasi : antara masuknya virus sampai timbul gejala ikterus, tergantung dosis inokulum, makin besar inokulum makin pendek masa inkubasi
  • Fase prodromal (pra-ikterik) : timbulnya keluhan pertama dan timbul gejala ikterus bisa juga disertai malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas, anoreksia, mual muntah, diare, konstipasi. Pada hepatitis A bisa dengan gejala demam derajat rendah. Hepatitis B dapat ditandai dengan adanya serum sickness pada awal munculnya hepatitis B. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis
  • Fase ikterik : ikterus muncul 5-10 hari tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan gejala
  • Fase konvalescen (penyembuhan) : diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan hati lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati (3)
 Mekanisme patofisiologi terjadinya ikterik :
      Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai metabolisme bilirubin secara normal, biliburin berasal dari eritrosit yang sudah tua dalam sistem monosit-makrofag, masa hidup eritrosit adalah kurang lebih 120 hari. Yang setiap harinya dihancurkan sekitar 50 ml darah dan menghasilkan 250-350 mg bilirubin.
     Pada katabolisme haemoglobin yang terutama terjadi di dalam limfe, globin mula-mula dipisahkan dari heme, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin (bilirubin yang tidak terkonjugasi/bilirubin indirect) yang larut lemak tetapi tidak larut dalam air dan tidak dapat dieksresi lewat urin atau empedu. Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dengan albumin dalam suatu kompleks larut-air, kemudian diangkut oleh darah ke sel-sel hati.
    Metabolisme bilirubin di dalam hati berlangsung dalam tiga langkah yaitu, ambilan, konjugasi, eksresi. Ambilan (oleh sel hati dengan dua protein hati yaitu proteinY dan Z), konjugasi bilirubin dengan asam glukoronat oleh enzim glukoronil transferase dalam retikulum endoplasma sehingga terbentuk bilirubin terkonjugasi yang tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalam air dan dapat di eksresi melalui urin. Transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel ke dalam empedu melalui proses aktif. (2)
MEKANISME IKTERIK
1. Pembentukan bilirubin yang berlebihan
Pada penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi eritrosit merupakan penyebab tersering, ikterus yang timbul sebagai ikterus hemolitik, Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan hati, sehingga terjadi peningkatan bilirubin tak terkonjugasi dalam darah, walaupun bilirubin yang tak terkonjugasi tidak larut dalam air dan tidak bisa dieksresi melalui urin, tetapi terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen sebagai akibat dari peningkatan beban bilirubin terhadap hati dan peningkatan konjugasi serta eksresi yang selanjutnya terjadi peningkatan eksresi dalam feses dan urin sehingga berwarna gelap
2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati
Beberapa obat yang telah terbukti berpengaruh dalam ambilan bilirubin oleh hati yaitu asam flavaspidat, novobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik.
3. Gangguan konjugasi bilirubin
Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan (<12,9 mg/100ml) yang timbul antara hari kedua dan kelima setelah lahir disebut ikterus fisiologis neonatus yang merupakan keadaan normal disebabkan immaturitas enzim glukoronil transferase. Pada keadaan patologis  didapatkan pada sindrom Gillbert dan Cliggler Najjar
4. Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu
Terjadi jika ada gangguan fungsional maupun obstruktif seperti obstruksi saluran empedu.(2)

Faktor risiko dan cara penularan
Hepatitis A (HAV)
Faktor risiko meliputi paparan pada
- pusat perawatan sehari untuk bayi dan balita
- bepergian ke negara berkembang 
- perilaku seks oral anal
- pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)(3)

Hepatitis E (HEV)
-sumber penularan melalui air
-intrafamilial, kasus sekunder jarang 
-transmisi maternal neonatal
-di negara maju sering pada orang yang kembali pulang setelah melakukan perjalan atau imigran baru daerah endemik (3)

Hepatitis B (HBV)
ditularkan melaui
-darah : pada penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan, pekerja yang terpapar darah
-transmisi seksual
-penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa seperti tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan pisau cukur, silet bersama, tato , akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama
-transmisi maternal-neonatal,maternal-infant
-tak ada bukti penyebaran fekal oral (3)

Hepatitis D (HDV)
     Infeksi HDV hanya terdiri pada individu dengan risiko infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi) pada IVDU, homoseksual, biseksual, resipien donor darah, pasangan seksual
     Cara penularan melalui darah, transmisi seksual, penyebaran maternal-neonatal (3)

Hepatitis C (HCV)
    Penularan melaui darah pada IVDU, resipien produk darah, transmisi seksual, maternal neonatal, dan tidak didapatkan transmisi fekal-oral (3)

Patofisiologi
Hepatitis B