Hi readers, kali ini saya akan berbagi materi tentang syok, tapi yang hipovolemik dulu ya, semoga bermanfaat. :)
Syok adalah suatu keadaan gagalnya sistem kardiovaskular
untuk perfusi yang cukup ke jaringan, bisa diakibatkan oleh gangguan pompa
jantung, sistem sirkulasi, dan volume yang menyebabkan berkurangnya perfusi
darah ke jaringan, yang akhirnya bisa menyebabkan hipoksia seluler, gangguan
metabolisme seluler, kerusakan jaringan à
kerusakan organ, kematian.
Patofisiologi syok
Adanya mekanisme kompensasi tubuh
untuk menghadapi berkurangnya perfusi
oksigen ke jaringan dengan cara :
1. Respon
neurohormonal yang distimulasi oleh
baroreseptor
-
Peningkatan denyut jantung
-
Peningkatan kontraktilitas
-
Vasokonstriksi
(SVR-afterload)
-
Peningkatan preload
2. Hormonal
(renin-angiotensin)
-
Penurunan perfusi darah ke renal menyebabkan pengeluaran renin
yang mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin 1, yang diubah menjadi
angiotensin 2 oleh enzim ace menyebabkan vasokosntriksi pembuluh darah dan
pengeluaran aldosteron di korteks adrenal menyebabkan retensi Na dan air.
-
Anti Diuretik Hormon (ADH)
Penurunan
perfusi darah juga menyebabkan osmoreseptor di hipotalamus, ADH di sekresi oleh
kelenjar pituitari posterior berefek pada vasopresor dan retensi air di ginjal
-
Adrenokortikotropik hormon
Di sekresi oleh pituitari anterior menstimulasi adrenal
korteks untuk mengeluarkan glukukortikoid, gula darah meningkat seiring
meningkatnya kebutuhan metabolik.
Ketika terjadinya kegagalan
kompenasisi sel mengubah dari
metabolisme aerob menjadi anaerob (produksi asam laktat)à fungsi sel berhenti dan
membengkak à
membran menjadi permeabel à
ketidakseimbangan cairan elektrolit à
gangguan pompa Na K à
kerusakan mitokondria dan kematian sel.
Tahapan dari syok :
1. Initial
stage – perfusi jaringan berkurang, penurunan cardiac output, peningkatan
metabolisme anaerob, produksi asam laktat meningkat
2. Compensatory
stage – reversibel, aktivasi SNS karena CO berkurang,
3. Progressive
stage – kegagalan kompensasi à
iskemi, peningkatan asam laktat à
asidosis metabolik
4. Irreversibel
or refractory stage – nekrosis seluler
dan sindrom disfungsi organ multipel.
Akibat dari
syok seluler : asidosis laktat sistemik, penuruna kontraktilitas myokardial,
penurunan tonus vaskular, penurunan tekanan darah, pre load dan CO.
Klasifikasi syok
-
Syok hipovolemik (gangguan VOLUME)
-
Syok cardiogenik (gangguan POMPA)
-
Syok distributif (septik, anafilatik,
neurogenik) gangguan PEMBULUH DARAH)
SYOK
HIPOVOLEMIK
Akibat kekurangan
volume darah di sirkulasi
Penyebab :
Paling sering
perdarahan dehidrasi
Perdarahan : kehilangan plasma : kehilangan cairan ekstrasel :
- Hematom subskapuler - luka bakar yang luas - muntah
- Aneurisma aorta pecah -
pankreatitis - dehidrasi
- Perdarahan gastrointestinal -
deskuamasi kulit - diare
- Perlukaan berganda - sindrom Dumping - terapi diuretik yang sangat agresif
-
diabetes insipidus
-
insufisiensi adrenal
Patofisiologi :
Penurunan volume darah à
penurunan tekanan pengisian pembuluh darah à
penurunan aliran balik ke jantung à
penurunan curah jantung, jika sudah dibawah normal menimbulkan beberapa
kejadian :
-
Mikrosirkulasi : peningkatan tahanan vaskular
sistemik untuk menyediakan perfusi yang cukup khususnya bagi jantung dan otak,
selain itu juga untuk otot, kulit, traktus gastrointestinal. Ketika MAP <
60 mmHg, aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel akan terganggu
-
Neuroendokrin : berperan dalam respon otonom
tubuh yang mengatur perfusi
-
Kardiovaskular : peningkatan frekuensi jantung
untuk kompensasi pertahanan curah jantung, namun sangat terbatas.
-
Gastrointestinal : akibat penurunan alirah darah
ke jaringan interstitial, terjadi peningkatan absorbsi endotoksin yang dilepas
oleh bakteri gram negatif yang mati dalam usus memicu pelebaran pembuluh darah
serta peningkatan metabolisme dan bukan memperbaiki nutrisi sel dan menyebabkan
depresi jantung
-
Ginjal : ketika aliran darah diginjal berkurang
tahanan arteriol aferen meningkat untuk mengurangi laju filtrasiglomerulus
bersama dengan vasopresin, aldosteron bertanggungjawab terhadap berkurangnya
urin, bisa terjadi nekrosis tubular akut, gagal ginjal sangat jarang,
(komplikasi syok dan hipoperfusi)
Gejala Klinik syok hipovolemik :
Ringan (<20% volume darah) ; sedang (20-40%vol. Darah) berat
(>40% vol. Darah)
-
Ekstremitas dingin - sama, ditambah takikardi - sama, ditambah hemodinamik
-
Waktu pengisian kapiler - takipnue tidak stabil
meningkat -
oliguri -
takikardia bergejala
-
Diaporesis -
hipotensi ortostatik -
hipotensi
(keringat berlebih) -
perubahan kesadaran
-
Vena kolaps
-
Cemas
Jika kehilangan cairan
15% (750ml) – mekanisme kompensasi untuk mempertahankan
cardiac output (nil)
15-30% (750-1500ml) – hipoksemia, penurunan tekanan darah
(cairan intravena)
30-40% (1500-2000ml) – tidak bisa kompensasi,asidosis
(cairan+darah)
>40% - kerusakan organ (bedah+darah)
Diagnosis : sulit jika perdarahan tidak ditemukan dengan
jelas atau berada pada traktur gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan
jumlah plasma darah, kadar hematokrit tidak bisa menandakak syok pada tahap
awal, kehilangan plasma ditandai dengan hemokonsentrasi, kehilangan cairan
bebas ditandai dengan hipernatremi.
Tatalaksana :
-Airway Breathing Circulation Spine control (Tempatkan
pasien dalam posisi lebih tinggi)
-Hentikan perdarahan yang nyata
-Resusitasi cairan dengan cepat (akses intravena atau
kateter central venous pressure, atau
intraarterial), cairan yang diberi adalah garam isotonus yang ditetes dengan
cepat atau dengan garam seimbang seperti RL (jangan gunakan ketika transfusi)
dengan jarum infus terbesar berikan 2-4 L dalam 20-30 menit.
-Pemeriksaan tekanan baji paru dengan kateter swan-ganz untuk mengetahui apakah
hemodinamik sudah stabil atau belum.
-Kehilangan darah berlanjut dengan HB < 10g/dl
perlu transfusi darah (darah sudah di cross-match
terlebih dahulu)
-Pada keadaan berat atau hipovolemia berkepanjangan bisa
digunakan inotropik dengan dopamin, vasopresin, dobutamin
-Nalokson bolus 30mcg/kg dalam 3-5 menit dilanjutakn
60mcg/kg dalam 1 jam dalam dekstrose 5% membantu meningkatkan MAP
daftar pustaka :
Wijaya PE.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar