Senin, 07 Maret 2016

SYOK HIPOVOLEMIK

Hi readers, kali ini saya akan berbagi materi tentang syok, tapi yang hipovolemik dulu ya, semoga bermanfaat. :)
Syok adalah suatu keadaan gagalnya sistem kardiovaskular untuk perfusi yang cukup ke jaringan, bisa diakibatkan oleh gangguan pompa jantung, sistem sirkulasi, dan volume yang menyebabkan berkurangnya perfusi darah ke jaringan, yang akhirnya bisa menyebabkan hipoksia seluler, gangguan metabolisme seluler, kerusakan jaringan à kerusakan organ, kematian.
Patofisiologi syok
Adanya mekanisme kompensasi tubuh untuk menghadapi  berkurangnya perfusi oksigen ke jaringan dengan cara :
1.       Respon neurohormonal  yang distimulasi oleh baroreseptor
-          Peningkatan denyut jantung
-          Peningkatan kontraktilitas
-          Vasokonstriksi  (SVR-afterload)
-          Peningkatan preload
2.       Hormonal (renin-angiotensin)
-          Penurunan perfusi  darah ke renal menyebabkan pengeluaran renin yang mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin 1, yang diubah menjadi angiotensin 2 oleh enzim ace menyebabkan vasokosntriksi pembuluh darah dan pengeluaran aldosteron di korteks adrenal menyebabkan retensi Na dan air.
-          Anti Diuretik Hormon (ADH)
Penurunan perfusi darah juga menyebabkan osmoreseptor di hipotalamus, ADH di sekresi oleh kelenjar pituitari posterior berefek pada vasopresor dan retensi air di ginjal
-          Adrenokortikotropik hormon
Di sekresi oleh pituitari anterior menstimulasi adrenal korteks untuk mengeluarkan glukukortikoid, gula darah meningkat seiring meningkatnya kebutuhan metabolik.
Ketika terjadinya kegagalan kompenasisi  sel mengubah dari metabolisme aerob menjadi anaerob (produksi asam laktat)à fungsi sel berhenti dan membengkak à membran menjadi permeabel à ketidakseimbangan cairan elektrolit à gangguan pompa Na K à kerusakan mitokondria dan kematian sel.
Tahapan dari syok :
1.       Initial stage – perfusi jaringan berkurang, penurunan cardiac output, peningkatan metabolisme anaerob, produksi asam laktat meningkat
2.       Compensatory stage – reversibel, aktivasi SNS karena CO berkurang,
3.       Progressive stage – kegagalan kompensasi à iskemi, peningkatan asam laktat à asidosis metabolik
4.       Irreversibel or refractory stage – nekrosis seluler  dan sindrom disfungsi organ multipel.
Akibat dari syok seluler : asidosis laktat sistemik, penuruna kontraktilitas myokardial, penurunan tonus vaskular, penurunan tekanan darah, pre load dan CO.
Klasifikasi syok
-          Syok hipovolemik (gangguan VOLUME)
-          Syok cardiogenik (gangguan POMPA)
-          Syok distributif (septik, anafilatik, neurogenik) gangguan PEMBULUH DARAH)
SYOK HIPOVOLEMIK
Akibat kekurangan volume darah di sirkulasi
Penyebab :
Paling sering perdarahan dehidrasi
Perdarahan :                                      kehilangan plasma :                kehilangan cairan ekstrasel :
- Hematom subskapuler               - luka bakar yang luas                 - muntah
- Aneurisma aorta pecah              - pankreatitis                               - dehidrasi
- Perdarahan gastrointestinal       - deskuamasi kulit                        - diare
- Perlukaan berganda                  - sindrom Dumping                      - terapi diuretik yang sangat agresif
                                                                                                          - diabetes insipidus
                                                                                                          - insufisiensi adrenal

Patofisiologi :
Penurunan volume darah à penurunan tekanan pengisian pembuluh darah à penurunan aliran balik ke jantung à penurunan curah jantung, jika sudah dibawah normal menimbulkan beberapa kejadian :
-       Mikrosirkulasi : peningkatan tahanan vaskular sistemik untuk menyediakan perfusi yang cukup khususnya bagi jantung dan otak, selain itu juga untuk otot, kulit, traktus gastrointestinal. Ketika MAP < 60 mmHg, aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel akan terganggu
-       Neuroendokrin : berperan dalam respon otonom tubuh yang mengatur perfusi
-       Kardiovaskular : peningkatan frekuensi jantung untuk kompensasi pertahanan curah jantung, namun sangat terbatas.
-       Gastrointestinal : akibat penurunan alirah darah ke jaringan interstitial, terjadi peningkatan absorbsi endotoksin yang dilepas oleh bakteri gram negatif yang mati dalam usus memicu pelebaran pembuluh darah serta peningkatan metabolisme dan bukan memperbaiki nutrisi sel dan menyebabkan depresi jantung
-       Ginjal : ketika aliran darah diginjal berkurang tahanan arteriol aferen meningkat untuk mengurangi laju filtrasiglomerulus bersama dengan vasopresin, aldosteron bertanggungjawab terhadap berkurangnya urin, bisa terjadi nekrosis tubular akut, gagal ginjal sangat jarang, (komplikasi syok dan hipoperfusi)

Gejala Klinik syok hipovolemik :
Ringan (<20% volume darah) ;    sedang (20-40%vol. Darah)          berat (>40% vol. Darah)
-       Ekstremitas dingin                     - sama, ditambah takikardi           - sama, ditambah hemodinamik
-       Waktu pengisian kapiler            - takipnue                                             tidak stabil
meningkat                                       - oliguri                                         - takikardia bergejala
-       Diaporesis                                  - hipotensi ortostatik                     - hipotensi
(keringat berlebih)                                                                                - perubahan kesadaran
-       Vena kolaps
-       Cemas

Jika kehilangan cairan
15% (750ml) – mekanisme kompensasi untuk mempertahankan cardiac output (nil)
15-30% (750-1500ml) – hipoksemia, penurunan tekanan darah (cairan intravena)
30-40% (1500-2000ml) – tidak bisa kompensasi,asidosis (cairan+darah)
>40% - kerusakan organ (bedah+darah)

Diagnosis : sulit jika perdarahan tidak ditemukan dengan jelas atau berada pada traktur gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan jumlah plasma darah, kadar hematokrit tidak bisa menandakak syok pada tahap awal, kehilangan plasma ditandai dengan hemokonsentrasi, kehilangan cairan bebas ditandai dengan hipernatremi.

Tatalaksana :
-Airway Breathing Circulation Spine control (Tempatkan pasien dalam posisi lebih tinggi)
-Hentikan perdarahan yang nyata
-Resusitasi cairan dengan cepat (akses intravena atau kateter  central venous pressure, atau intraarterial), cairan yang diberi adalah garam isotonus yang ditetes dengan cepat atau dengan garam seimbang seperti RL (jangan gunakan ketika transfusi) dengan jarum infus terbesar berikan 2-4 L dalam 20-30 menit.
-Pemeriksaan tekanan baji paru dengan kateter swan-ganz untuk mengetahui apakah hemodinamik sudah stabil atau belum.
-Kehilangan darah berlanjut dengan HB < 10g/dl perlu transfusi darah (darah sudah di cross-match terlebih dahulu)
-Pada keadaan berat atau hipovolemia berkepanjangan bisa digunakan inotropik dengan dopamin, vasopresin, dobutamin
-Nalokson bolus 30mcg/kg dalam 3-5 menit dilanjutakn 60mcg/kg dalam 1 jam dalam dekstrose 5% membantu meningkatkan MAP

daftar pustaka :
Wijaya PE.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar